البحث

عبارات مقترحة:

الرحمن

هذا تعريف باسم الله (الرحمن)، وفيه معناه في اللغة والاصطلاح،...

الشكور

كلمة (شكور) في اللغة صيغة مبالغة من الشُّكر، وهو الثناء، ويأتي...

Dari Sahal bin Sa'ad As-Sā'idi -raḍiyallāhu 'anhu-, dia berkata, Seorang pria pernah melintasi di depan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Lalu beliau bertanya kepada seorang yang duduk bersama beliau, "Apa pendapatmu tentang orang ini?" Orang itu menjawab, "Ia termasuk orang terhormat di di antara manusia. Demi Allah, jika ia melamar, maka ia layak untuk dinikahkan. Jika ia memberi syafaat, maka ia layak diterima syafaatnya." Lalu Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- diam. Kemudian melintas pria lain, lalu Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertanya lagi kepadanya (yang duduk dengan beliau), "Apa pendapatmu tentang orang ini?" Ia menjawab, "Wahai Rasulullah, ini adalah orang fakir di tengah kaum muslimin. Jika orang ini melamar, ia pantas ditolak. Jika ia memberi syafaat, maka syafaatnya akan ditolak. Jika ia berucap, maka ucapannya tidak didengarkan." Lalu Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Orang ini lebih baik dari orang tadi walau sepenuh bumi.”

شرح الحديث :

Makna hadis: Ada dua orang laki-laki melintas di hadapan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Salah satunya merupakan orang terhormat di tengah kaumnya, memiliki suara di tengah mereka, diterima jika melamar, didengarkan jika berbicara. Sementara orang kedua justru sebaliknya: seorang pria lemah di tengah kaum muslimin yang tidak memiliki nilai. Jika melamar tidak akan diterima, jika memberi syafaat tidak diterima, jika berkata tidak didengarkan. Maka Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Orang ini lebih baik dari dari orang itu walau sepenuh bumi." Maksudnya: lebih baik di sisi Allah -'Azza wa Jalla- dari orang tersebut meskipun jumlahnya memenuhi bumi, memiliki kemuliaan dan kedudukan di tengah kaumnya ini; karena Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- tidak melihat kepada kehormatan, kedudukan, keturunan, harta, penampilan, pakaian, kendaraan dan tempat tinggal. Ia hanya melihat kepada hati dan amal. Dalam hadis lain dikatakan: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian, tidak pula kepada harta kalian. Namun Ia hanya melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim) Sehingga bila hati itu mempunyai hubungan yang baik dengan Allah 'Azza wa Jalla, selalu kembali kepada Allah, mengingat Allah -Ta'ālā-, takut dan tunduk kepada-Nya, melakukan apa yang diridai Allah -'Azza wa Jalla-; maka inilah manusia yang mulia di sisi Allah. Inilah orang yang terhormat di sisi-Nya. Inilah orang yang jika ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Ia akan memenuhinya.


ترجمة هذا الحديث متوفرة باللغات التالية