البارئ
(البارئ): اسمٌ من أسماء الله الحسنى، يدل على صفة (البَرْءِ)، وهو...
Dari Jābir -raḍiyallāhu 'anhumā-, Bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- masuk ke rumah salah seorang lelaki Ansar bersama seorang sahabatnya, lalu Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berkata kepadanya, “Adakah engkau mempunyai air yang telah diinapkan dalam bejana kulit malam ini? Jika tidak kami akan minum langsung dari mulut kami.”
Jābir -raḍiyallāhu 'anhumā- berkata: Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- masuk ke rumah salah seorang lelaki Ansar, ada yang mengatakan: dia adalah Abu Haiṡam bin at-Tihān al-Anṣāri -raḍiyallāhu 'anhu-, beliau bersama sahabatnya yaitu Abu Bakar -raḍiyallāhu 'anhu-, lantas Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertanya kepadanya: Adakah ia memiliki air yang telah diinapkan dalam sebuah bejana dari kulit, dan pada waktu itu sedang musim panas. Hikmah dari hal itu adalah bahwa air yang diinapkan akan menjadi dingin/segar. Jika tidak maka kami akan minum langsung dengan mulut tanpa menggunakan bejana dan tidak juga telapak tangan.