القابض
كلمة (القابض) في اللغة اسم فاعل من القَبْض، وهو أخذ الشيء، وهو ضد...
Bangga dengan diri dan merasa memiliki ketaatan yang besar disertai lupa bersyukur dan memastikan pahala di sisi Allah Ta’ālā.
Idlāl adalah salah satu akhlak yang jelek dan sifat yang buruk, dan merupakan pengantar dan sebab sombong. Maksudnya seseorang melaksanakan ketaatan kepada Allah -Ta’ālā- lalu merasa diri memiliki hak di sisi Allah dan menilai besar ucapan atau amalannya, diiringi dengan lupa bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut dan merasa yakin mendapatkan balasan yang baik dan pahala. Di antara sebab jatuh ke dalam sikap ini: kejahilan, kurang bertakwa, mengikuti hawa nafsu, tidak mengawasi diri, dan sebab-sebab lainnya. Kewajiban seorang hamba setelah melaksanakan ketaatan ialah waspada dari menyebut-nyebut kebaikan dan membanggakannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dia tidak boleh merasa punya hak yang harus Allah tunaikan dengan ketaatan itu, dan tidak boleh merasa telah melakukan sesuatu untuk Allah sehingga memiliki hak pada Allah. Tetapi dia melihat bahwa amal tersebut adalah nikmat dari Allah yang harus disyukuri dan berusaha terus-menerus serta berusaha keras untuk meraih berbagai ketaatan disertai pasrah, tunduk, dan merasa kurang dalam menunaikan hak Allah Ta’ālā.
Al-Idlāl artinya keberanian. Juga bermakna membanggakan diri, menyebut kebaikan, senang, dan percaya diri.