العلي
كلمة العليّ في اللغة هي صفة مشبهة من العلوّ، والصفة المشبهة تدل...
Meyakini sisi yang buruk dan lebih mengedepankannya daripada sisi yang baik tanpa bukti.
Buruk sangka termasuk penyakit besar yang merusak agama dan dunia. Yaitu menafsirkan perilaku, baik ucapan maupun perbuatan kepada penafsiran yang buruk dan meragukan. Atau dengan definisi lain, yaitu mengedepankan penafsiran buruk yang terlintas dalam jiwa. Sangkaan adalah menuduh dalam hati tanpa bukti; berawal dari lintasan hati yang mempengaruhi benak seseorang, lalu setan terus-menerus meniupnya (membesarkannya) hingga lintasan tersebut menguasainya dan dia menempatkannya dalam tingkatan kenyataan yang tidak perlu diperselisihkan dan diperdebatkan lagi. Buruk sangka terbagi tiga. Pertama: buruk sangka kepada Allah Ta'ālā. Seperti berburuk sangka terhadap janji dan pertolongan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Atau berburuk sangka kepada Rabbnya mengenai rezeki, sehingga Anda mendapatkannya lebih yakin dengan apa yang ada di tangan manusia daripada yang ada di sisi Allah Ta'ālā. Jenis ini lebih besar dosanya daripada putus asa dan putus harapan, karena dia telah menisbatkan berbagai hal yang tidak pantas kepada Allah Ta'ālā dan karunia-Nya. Kedua: buruk sangka kepada kaum muslimin. Ini terbagi dua: 1. Buruk sangka secara lisan dan amalan, yaitu buruk sangka yang terlihat efeknya dalam perbuatan dan ucapan seseorang. Ini adalah sangkaan yang benar-benar diwujudkan dan dibuktikan dengan perbuatan yang terus dilakukan pelakunya dan bertahta dalam hatinya. 2. Buruk sangka dalam hati, yaitu buruk sangka yang muncul dalam hati dan tidak melahirkan ucapan dan perbuatan. Ini di luar pilihan dan kehendak manusia. Ketiga, buruk sangka terhadap diri. Ini dituntut demi memperbaiki aib diri.