القوي
كلمة (قوي) في اللغة صفة مشبهة على وزن (فعيل) من القرب، وهو خلاف...
Dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā-, ia berkata, "Suatu malam aku pernah kehilangan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, akupun mencari beliau, dan ternyata beliau sedang rukuk -atau sujud-, beliau membaca: “Subḥānaka wa biḥamdika lā ilāha illā anta” (Maha suci Engkau dan dengan memuji-Mu, tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Engkau). " Dalam sebuah riwayat disebutkan, "Kedua tanganku menyentuh bagian telapak kaki beliau ketika beliau sedang berada di tempat salatnya dalam keadaan kedua telapak kaki beliau berdiri tegak dan beliau membaca: “Allāhumma innī a'ūżu bi riḍāka min sakhaṭika, wa bi mu'āfātika min 'uqūbatika, wa `a'ūżu bika minka, lā uḥṣī ṡanāan 'alaika anta kamā aṡnaita 'alā nafsika” (Ya Allah, aku berlindung dengan keridaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan pengampunan-Mu dari hukuman-Mu, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan-Mu, Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri). "
Dalam hadis ini, Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- memberitahukan bahwa pada suatu malam dirinya pernah kehilangan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, dia tidak mendapati beliau di atas tempat tidurnya; lalu Aisyah pergi mencari beliau dan ia -raḍiyallāhu 'anhā- mengira bahwa beliau pergi ke tempat istrinya yang lain. Kemudian Aisyah mendapati beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sedang rukuk atau sujud, beliau membaca, “subḥānaka wa biḥamdika lā ilāha illā anta” (Maha suci Engkau dan dengan memuji-Mu, tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Engkau), yakni aku mensucikan Engkau dari segala perkara yang tidak pantas bagi-Mu dan memuji Engkau atas segala perbuatan-Mu, karena Engkau-lah yang berhak atas pujian dan sanjungan secara mutlak, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Dalam riwayat lain disebutkan: Bahwa ketika Aisyah sedang mencari beliau, kedua tangannya menyentuh telapak kedua kaki beliau; karena tidak ada penerang/lampu yang membuat dirinya dapat melihat keberadaan beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, akan tetapi dia meraba-raba dengan kedua tangannya hingga akhirnya kedua tangannya menyentuh beliau ketika sedang bersujud. Ketika Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- menemukan beliau, dia mendengar beliau sedang membaca, “Allāhumma innī a'ūżu bi riḍāka min sakhaṭika” yakni, aku berlindung kepada ini dari ini, dan sesuatu itu tentunya bisa diobati dengan lawan atau kebalikannya, dan kebalikan dari kemurkaan adalah keridaan, sehingga beliau meminta perlindungan dengan keridaan Allah -Ta'ālā- dari kemurkaan-Nya. “Wa bi mu'āfātika min 'uqūbatika”, dan aku berlindung dengan pengampunan-Mu dari hukuman-Mu. “Wa a'ūżu bika minka” yakni, aku berlindung kepada Allah dari (siksa) Allah -'Azzā wa Jallā-; karena tidak ada tempat untuk berlindung dari siksa Allah kecuali berlindung kepada-Nya, tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkanmu dari siksaan Allah kecuali Allah -'Azzā wa Jallā-. “Lā uḥṣī ṡanāan 'alaika”, yakni aku tidak mungkin dapat memuji-Mu sesuai dengan yang seharusnya Engkau dapatkan meskipun aku berusaha terus-menerus memuji-Mu, bahkan aku sangat kurang dalam menyampaikan pujian kepada-Mu sebanyak yang seharusnya Engkau dapatkan. “Anta kamā aṡnaita 'alā nafsika”, yakni aku memuji Engkau sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri, tidak mungkin seorang pun dapat memuji Allah sebagaimana Allah memuji atas diri-Nya sendiri.