الرحيم
كلمة (الرحيم) في اللغة صيغة مبالغة من الرحمة على وزن (فعيل) وهي...
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, Abu Jahal berkata, "Apakah Muhammad menyungkurkan wajahnya di tengah-tengah kalian?" Ada yang menjawab, "Ya." Ia berkata, "Demi Lata dan Uzzah, bila aku melihatnya melakukan seperti itu, aku akan menginjak lehernya atau aku akan benamkan wajahnya di tanah." Abu Hurairah berkata, "Ia kemudian mendatangi Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- saat beliau sedang salat, ia hendak menginjak leher beliau. Tidak ada yang mengejutkan mereka selain ia (Abu Jahal) mundur dan melindungi diri dengan tangan." Ada yang bertanya padanya, "Kamu kenapa?" Ia menjawab, "Antara aku dan dia ada parit dari api, huru hara, dan banyak sayap." Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Andai ia mendekatiku, malaikat akan menyambar anggota badannya satu per satu." Abu Hurairah berkata, "Lalu Allah -'Azza wa Jalla- menurunkan -kami (Nu'aim) tidak tahu apakah ayat ini disebutkan dalam hadis Abu Hurairah ataukah Rasulullah yang ia (Abu Hazim) dengar-, "Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah kembali(mu). Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika mengerjakan salat. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?" yaitu Abu Jahal "Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniyah. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya." (Al 'Alaq: 7-19) Abdullah menambahkan dalam hadisnya: Ia berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahkannya dengan sesuatu yang diperintahkan pada beliau. Ibnu Abdul a'la menambahkan, "Maka biarlah dia memanggil golongannya" (Al-'Alaq: 17) yaitu kaumnya.