آداب الرؤيا
Dari Abdullah bin Umar -raḍiyallāhu 'anhumā-, ia berkata, "Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Kebohongan yang paling bohong adalah jika seseorang mengaku melihat apa yang tidak dilihat kedua matanya."  
عن ابن عمر -رضي الله عنهما- قال: قال النبي -صلى الله عليه وسلم-: «أَفْرَى الفِرَى أن يُرِيَ الرجل عينيه ما لم تَرَيَا».

شرح الحديث :


Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- menjelaskan bahwa dusta yang paling dusta adalah jika seseorang mengaku bahwa dirinya telah melihat sesuatu dalam tidurnya atau saat terjaganya, padahal sebenarnya ia berdusta dalam pengakuannya tersebut karena ia tidak melihat apa pun. Dusta mengenai ru`yā (mimpi baik) dalam tidur adalah lebih besar daripada dusta mengaku melihat sesuatu di alam terjaga. Sebab, ru`yā (mimpi baik) yang dilihat manusia saat tidur adalah dari Allah melalui perantara malaikat. Dengan demikian, dusta dalam situasi tidur itu adalah dusta atas nama Allah -Ta'ālā-. Adapun aḥlām (mimpi buruk) maka itu dari setan, dan ada juga bisikan jiwa kepada jiwa. Jadi, yang dilihat oleh orang yang tidur adalah salah satu dari yang tiga ini.  

ترجمة نص هذا الحديث متوفرة باللغات التالية