الأحد
كلمة (الأحد) في اللغة لها معنيانِ؛ أحدهما: أولُ العَدَد،...
Dari Jābir -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Bani Salamah ingin pindah ke dekat masjid, lantas hal itu sampai kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Beliau bersabda kepada mereka, "Sesungguhnya aku mendengar berita bahwa kalian ingin pindah ke dekat masjid?" Mereka berkata, "Benar, wahai Rasulullah, kami menginginkan itu." Beliau bersabda, "Bani Salamah, tetaplah di tempat tinggal kalian, langkah-langkah kalian dicatat! Tetaplah di tempat tinggal kalian, langkah-langkah kalian dicatat!". Dalam riwayat lain, "Sesungguhnya setiap langkah itu bernilai satu derajat."
Makna hadis: Sesungguhnya Bani Salamah ingin pindah dari tempat tinggal mereka yang jauh dari masjid ke tempat yang dekat dengan masjid. Ternyata Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tidak suka Madinah menjadi terbuka (bagi musuh). Sebagaimana dalam riwayat Bukhari. Beliau berkeinginan agar Madinah dimakmurkan supaya wibawa kaum muslimin menjadi besar di pandangan orang-orang munafikin dan musyrikin ketika Madinah diperluas. Selanjutnya beliau bertanya kepada mereka, "Sesungguhnya aku mendengar berita bahwa kalian ingin pindah ke dekat masjid?" Mereka menjawab, "Benar, wahai Rasulullah, kami menginginkan itu." Beliau bersabda, "Tetaplah di tempat tinggal kalian, langkah-langkah kalian dicatat." Beliau mengucapkannya dua kali dan menjelaskan kepada mereka bahwa setiap langkah mereka bernilai satu kebaikan atau derajat. Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- secara mauqūf sampai ke dia, "Sesungguhnya yang paling besar pahalanya di antara kalian adalah orang yang paling jauh rumahnya." Abu Hurairah ditanya, "Kenapa begitu wahai Abu Hurairah?" Ia menjawab, "Karena banyaknya langkah." HR. Malik dalam Al-Muwaṭṭa`. Semakin jauh rumah seseorang dari masjid maka hal itu menjadi tambahan keutamaan dalam derajat dan gugurnya kesalahan-kesalahan. Keutamaan ini dapat terwujud jika seseorang berwudu di rumahnya dan menyempurnakan wudunya, lalu berjalan tanpa menunggang kendaraan, baik sedikit langkah-langkahnya atau banyak, maka setiap langkahnya ditulis untuknya dua hal: Langkah itu mengangkat derajatnya dan menggugurkan dosa-dosanya. Dari seorang sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- meriwayatkan secara marfū', "Jika seorang di antara kalian berwudu lalu memperbagus wudunya kemudian pergi salat, tidaklah ia mengangkat kaki kanannya melainkan Allah mencatat untuknya satu kebaikan, dan tidaklah ia meletakkan kaki kirinya melainkan Allah -'Azza wa Jalla- menggugurkan satu kesalahan darinya. Karena itu, hendaknya seseorang dari kalian mendekat atau menjauh." HR. Abu Dawud. Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tuhanku -'Azza wa Jalla- mendatangiku pada malam hari dalam wujud paling baik - aku kira hal ini saat tidur - lalu berfirman, "Wahai Muhammad, tahukah kamu apa yang diperselisihkan oleh Al-Mala'ul A'la?" Nabi menjawab, "Ya, mereka berselisih dalam hal-hal yang menghapus dosa dan derajat." Allah bertanya, "Apakah hal-hal yang menghapus dosa dan derajat?" Nabi bersabda, "Tinggal di masjid setelah salat, berjalan kaki menuju salat berjama'ah, menyempurnakan wudu pada bagian-bagian yang tidak disukai." HR. Ahmad. Ini menunjukkan bahwa meraih derajat hanya dapat terwujud dengan beberapa hal: 1. Berangkat ke masjid dalam keadaan suci. 2. Mengharapkan pahala, berdasarkan hadis, "Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niat dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya." Muttafaq 'alaihi. 3. Keluar dari rumahnya hanya untuk tujuan ke masjid. 4. Berjalan kaki dan tidak berkendaraan kecuali karena uzur.