البحث

عبارات مقترحة:

الكبير

كلمة (كبير) في اللغة صفة مشبهة باسم الفاعل، وهي من الكِبَر الذي...

السميع

كلمة السميع في اللغة صيغة مبالغة على وزن (فعيل) بمعنى (فاعل) أي:...

الرءوف

كلمةُ (الرَّؤُوف) في اللغة صيغةُ مبالغة من (الرأفةِ)، وهي أرَقُّ...

Dari Anas -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', "Pamanku, Anas bin An-Naḍr- raḍiyallāhu 'anhu- tidak mengikuti perang Badar. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku absen di awal peperangan engkau memerangi orang-orang musyrik. Seandainya Allah menakdirkan aku untuk bisa mengikuti peperangan melawan orang-orang musyrik niscaya Allah benar-benar akan memperlihatkan pada manusia apa yang aku perbuat." Ketika perang Uhud, kaum muslimin bercerai-berai. Dia berkata, "Ya Allah, aku mohon maaf kepada-Mu dari apa yang dilakukan oleh mereka -yakni sahabatnya- dan aku berlepas diri dari-Mu dari apa yang mereka lakukan -yakni kaum musyrikin-." Kemudian ia maju dan menghampiri Sa'ad bin Mu'adz, seraya berkata, "Wahai Sa'ad bin Mu'āż, demi pemilik Ka'bah, sesungguhnya aku mencium wangi surga di dekat Uhud." Sa'ad berkata, "Wahai Rasulullah, saya tidak sanggup berbuat seperti apa yang dilakukannya." Anas berkata, "Setelah perang Uhud selesai, kami menemukan pada dirinya delapanpuluh lebih luka sayat pedang atau tikaman tombak dan tusukan anak panah. Kami menemukannya sudah terbunuh dan dicincang oleh orang-orang musyrik sehingga tidak ada satu pun orang yang mengenalinya kecuali saudara perempuannya dengan mengamati jari-jemarinya." Kemudian Anas berkata lagi, "Kami melihat atau mengira bahwa ayat ini turun berkaitan dengan peristiwanya dan yang serupa dengannya, "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah..." (QS. Al-Ahzab: 23) sampai akhir ayat.

شرح الحديث :

Anas bin Malik menuturkan bahwa Anas bin An-Naḍr, pamannya, tidak bersama Nabi-ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, dalam perang Badar. Sebab, dalam perang Badar ini Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- keluar menuju ke sana tanpa bermaksud perang. Tetapi beliau hendak menghadang kafilah dagang Quraisy. Beliau hanya bersama 319 orang. Turut bersama mereka tujuhpuluh ekor unta dan dua ekor kuda yang mereka tunggangi secara bergiliran. Banyak para sahabat yang tidak ikut dalam perang ini karena tidak ada seorang pun yang diseru. Hanya sedikit orang yang pergi ke Badar. Anas bin An-Naḍr berkata kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk menjelaskan bahwa ia mengikuti awal peperangan dimana beliau memerangi orang-orang musyrik. Ia berkata, "Seandainya Allah menakdirkan aku untuk bisa mengikuti peperangan melawan orang-orang musyrik niscaya Allah benar-benar memperlihatkan apa yang aku perbuat." Ketika perang Uhud terjadi, yaitu satu tahun satu bulan setelah perang Badar, kaum muslimin keluar dan berperang bersama Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Di awal siang, kemenangan berada di pihak kaum muslimin. Hanya saja para pemanah meninggalkan tempat mereka yang sudah ditetapkan oleh Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- saat bertemu musuh padahal beliau melarang mereka beranjak dari tempat itu. Tatkala orang-orang musyrikin melarikan diri dan kalah, sebagian pemanah turun dari posisi tersebut. Ternyata pasukan berkuda musyrikin menyerang kaum muslimin dari arah itu dan bercampur-baur dengan mereka sehingga kaum muslimin bercerai-berai dan sebagiannya melarikan diri kecuali Anas -raḍiyallāhu 'anhu-. Ia maju ke arah orang-orang kafir dan berkata, "Ya Allah, aku mohon ampun kepada-Mu dari apa yang dilakukan oleh mereka" yakni sahabatnya yang melarikan diri, "dan aku berlepas diri dari-Mu atas apa yang mereka lakukan," yakni kaum musyrikin yang memerangi Nabi dan kaum mukminin yang bersamanya. Saat ia maju, Sa'ad bin Mu'āż menghampirinya sambil bertanya, "Mau kemana?" Ia menjawab, "Wahai Sa'ad, sesungguhnya aku mencium wangi surga di dekat Uhud." Ini perasaan sebenarnya bukan khayalan atau ilusi. Ini merupakan karomah dari Allah bagi lelaki tersebut bisa mencium wangi surga sebelum mati syahid agar ia maju dan tidak berpaling. Anas maju dan bertempur hingga tewas. Sa'ad berkata, "Wahai Rasulullah, saya tidak sanggup berbuat seperti apa yang diperbuatnya." Artinya, "Anas telah mempersembahkan segenap usaha yang aku tidak mampu melakukannya. Di tubuh Anas ditemukan delapanpuluh lebih luka sayat pedang atau tikaman tombak atau tusukan anak panah hingga kulitnya terkoyak dan tidak ada satu orang pun yang mengenalinya kecuali saudara perempuannya. Ia mengenalinya dari jari-jemarinya. Kaum muslimin menganggap bahwa Allah telah menurunkan ayat berikut berkenaan dengan kejadian dia dan orang-orang yang sama dengannya, "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Diantara mereka ada yang gugur, dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya). " (QS. Al-Ahzab: 23) Tidak ada keraguan bahwa dia dan orang yang serupa dengannya -raḍiyallāhu 'anhum- masuk pertama kali dalam kriteria ayat ini karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah. Anas-raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Seandainya Allah menakdirkan aku untuk bisa mengikuti peperangan melawan orang-orang musyrik niscaya Allah benar-benar akan memperlihatkan apa yang aku perbuat." Ia pun melakukannya dan berbuat sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh siapa pun kecuali yang diberi anugerah seperti itu hingga ia gugur sebagai syahid.


ترجمة هذا الحديث متوفرة باللغات التالية