الصمد
كلمة (الصمد) في اللغة صفة من الفعل (صَمَدَ يصمُدُ) والمصدر منها:...
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- ia mengatakan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Allah -Ta'ālā- berfirman, "Aku telah menyediakan untuk hamba-hambaku yang saleh apa yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga dan tidak terbersit dalam hati seorang manusia." Bacalah (firman Allah) jika kalian mau, "Tidak satu jiwa pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." Dari Sahl bin Sa'ad -raḍiyallāhu 'anhu- ia mengatakan, "Aku pernah menghadiri sebuah majlis Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang di dalamnya beliau menuturkan surga hingga selesai. Kemudian di akhir pembicaraan, beliau bersabda, "Di dalamnya terdapat apa yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terbersit dalam hati manusia." Selanjutnya beliau membaca (firman Allah), "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya..." sampai firman Allah -Ta'ālā-, "Tidak satu jiwa pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata..."
Makna hadis: Allah -Ta'ālā- menyediakan untuk hamba-hamba-Nya yang saleh, yakni orang-orang yang melaksanakan perintah dan menjauhi larangan: "apa yang tidak pernah dilihat mata" berupa kebaikan dan keindahan yang mempesona, "tidak pernah didengar telinga" dari suara-suara yang merdu dan penuturan-penuturan yang menakjubkan. Disebutkannya penglihatan dan pendengaran secara khusus, karena sebagian besar materi dapat dikenali dengan kedua indra ini. Deteksi benda juga dapat dilakukan melalui rasa dan penciuman. Sedangkan indra peraba (kemampuannya) kurang dari itu. "Dan tidak pernah terbersit dalam hati seorang manusia”, maksudnya nikmat-nikmat abadi yang disiapkan untuk mereka di surga tidak terbesit dalam hati seseorang. Segala yang terbesit dalam hati mereka, maka nikmat yang ada di surga jauh lebih baik dibanding apa yang terbesit dalam hati. Karena, manusia itu hatinya tidak memikirkan selain yang mereka ketahui dan mendekatkan pada imajinasi mereka berupa berbagai hal yang telah mereka ketahui. Sementara nikmat-nikmat surga di atas itu semua. Nikmat-nikmat ini adalah bentuk pemuliaan Allah pada mereka karena melaksanakan perintah-perintah Allah, menjauhi larangan-larangan-Nya, dan tabah memikul kesulitan berjuang di jalan Allah. Maka balasannya seperti perbuatan. "Bacalah (firman Allah) bila kalian mau", dalam riwayat lain, “Kemudian beliau membaca ayat ini, 'Tak satu jiwa pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan'.” Maksud firman Allah, "Tak satu jiwa pun mengetahui" termasuk di dalamnya semua jiwa makhluk, karena kata "nafsun" berbentuk nakirah dalam kalimat negatif. Yakni, tak seorang pun mengetahui. "Apa yang disembunyikan untuk mereka berupa (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata" di antaranya kebaikan yang banyak, nikmat yang melimpah, suka cita dan kebahagiaan, kelezatan dan kegembiraan. Oleh karena mereka salat di malam hari, berdoa dan merahasiakan amal, Allah memberi mereka balasan sesuai amal mereka, sehingga Dia merahasiakan pahala mereka. Karenanya Dia berfirman, "Sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."