Kewaspadaan (الْيَقَظَةُ)

Kewaspadaan (الْيَقَظَةُ)


الثقافة والدعوة التربية والسلوك

المعنى الاصطلاحي :


Kesadaran hati dari kelalaiannya dan persiapannya menghadap Rabb-nya dengan tekad membekali diri dengan ketaatan dan melewati segala rintangan dan hambatan.

الشرح المختصر :


Al-Yaqaẓah adalah kunci pertama kebaikan karena orang yang lalai dari persiapan menghadap Rabb-nya dan mengumpulkan bekal untuk tempat kembalinya seperti orang yang sedang tidur, bahkan, keadaannya lebih jelek. Persiapannya akan mucul berdasarkan tingkat kekuatan tekadnya. Semakin kuat keimanan dan cahayanya terpatri ke dalam hati, semakin bertambah kondisi kesadarannya dan hati memperoleh sinar melihat jalan petunjuk. Al-Yaqaẓah (kesadaran) memiliki tiga pilar: 1. Mencermati nikmat-nikmat Allah yang lahir dan batin. Kemudian menyaksikan besarnya nikmat-nikmat tersebut, banyaknya, dan keberagamannya. 2. Melihat kembali perbuatan buruk dan kelalaian yang pernah dilakukan hamba. Setelah itu memohon ampun dan taubat darinya, serta besungguh-sungguh dalam mengerjakan perbuatan baik. 3. Sadar akan pendeknya usia dan cepatnya hari-hari berlalu. Lalu berusaha memperbaiki kekurangan yang telah berlalu dan memanfaatkan waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah -'Azzā wa Jalla-.

التعريف اللغوي المختصر :


Al-Yaqaẓah artinya kecerdasan dan kewaspadaan. Dikatakan, "Aiqaẓtuhu min naumihi" artinya aku membuatnya mengerti dan waspada. Lawan katanya adalah an-naum (tidur) dan al-gaflah (lalai). Makna asal al-yaqaẓah adalah membangkitkan dan menggerakkan. Al-Yaqaẓah juga bisa berarti siaga dan bersiap-siap.