الخالق
كلمة (خالق) في اللغة هي اسمُ فاعلٍ من (الخَلْقِ)، وهو يَرجِع إلى...
Membenarkan dengan pasti bahwa apapun yang ada di alam semesta terjadi dengan takdir Allah Ta’ālā; ilmu-Nya, ketetapan-Nya, kehendak-Nya, dan ciptaan-Nya.
Iman kepada takdir merupakan rukun yang besar di antara rukun-rukun iman, juga pondasi kebahagiaan di dunia dan akhirat, dan merupakan rahasia Allah Ta’ālā dalam alam semesta. Maknanya adalah membenarkan dengan pasti terhadap apa-apa yang telah didahului oleh ilmu Allah Ta’ālā dan apa yang telah dicatat oleh pena tentang yang akan terjadi sampai selamanya, bahwa segala kebaikan dan keburukan hanyalah dengan ketetapan dan takdir Allah Subḥānahu wa Ta’ālā, dan sesuai dengan yang telah didahului oleh ilmu-Nya dan selaras dengan kebijaksanaan-Nya, juga bahwa Allah Maha Melakukan apa yang dikehendaki-Nya, tidak ada sesuatu pun yang terjadi melainkan dengan keinginan-Nya dan tidak keluar dari kehendak-Nya. Iman kepada takdir terdiri dari empat tingkatan, yaitu: 1. Tingkatan ilmu, yaitu mengimani bahwa Allah telah mengetahui segala sesuatu sejak azal tentang apa yang telah terjadi, sedang terjadi, dan apa yang belum terjadi seandainya terjadi bagaimana akan terjadi, secara global dan rinci. 2. Tingkatan pencatatan, yaitu mengimani bahwa Allah telah mencatat segala sesuatu di Lohmahfuz. 3. Tingkatan kehendak yang pasti terlaksana dan kekuasaan-Nya yang komprehensif, yaitu mengimani bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi di semesta, berupa kebaikan atau keburukan melainkan dengan kehendak Allah dan keinginan-Nya. 4. Tingkatan penciptaan, yaitu mengimani bahwa semua yang ada di alam semesta adalah makhluk ciptaan Allah, dan bahwa Dia yang menciptakan perbuatan dan sifat-sifat mereka.