المنان
المنّان في اللغة صيغة مبالغة على وزن (فعّال) من المَنّ وهو على...
Mengesakan Allah Ta’ālā dalam segala jenis ibadah lahir dan batin, ucapan dan perbuatan serta keyakinan, dan menafikan ibadah dari segala sesuatu selain Allah siapapun dia.
Ulama Ahlussunnah wal Jamaah berkeyakinan bahwa pembagian tauhid menjadi tiga bagian, yaitu tauhid ulūhiyyah, tauhid rubūbiyyah, dan tauhid asmā` wa ṣifāt diambil dari hasil penelusuran terhadap nas-nas Alquran Alkarim dan hadis-hadis Nabi. Dan hal ini sudah dimaklumi oleh ulama-ulama salaf terdahulu. Jadi ini bukan pembagian baru yang dibuat-buat. Ketiga macam tauhid ini memiliki korelasi saling menyempurnakan satu sama lain, sehingga tidak bisa hanya merasa cukup dengan sebagiannya salah dan mengabaikan yang lainnya. Korelasi yang menggabungkan antara ketiga bagian ini adalah korelasi Talāzum, Taḍammun dan Syumūl. Tauhid rubuūbiyyah mengharuskan adanya tauhid asmā` wa ṣifāt, karena apabila seorang hamba mengetahui bahwa Allah adalah Tuhannya, tidak ada sekutu baginya dalam penciptaan, nama dan sifat-Nya, maka hal ini mengantarkan dia untuk tidak menyembah kecuali kepada Allah (Talāzum) Tauhid ulūhiyyah mengandung (yataḍammanu) tauhid rubūbiyyah dan tauhid asmā` wa ṣifāt, karena seseorang yang beriman dengan tauhid ulūhiyyah pasti meyakini bahwa Allah adalah Tuhannya dan Penciptanya, dan Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan dan keindahan. Tauhid ulūhiyyah adalah pokok agama dan dasar dakwah para rasul ‘alaihimuṣṣalātu wassalām. Juga dinamakan dengan tauhid ilahiyah; tauhid ibadah; tauhid al-qaṣd waṭṭalab; dan tauhid irādi ṭalabi. Dilihat dari sisi penyandarannya kepada Allah Ta’ālā maka dinamakan tauhid ulūhiyyah, dan dilihat dari sisi penyandarannya kepada hamba maka dinamakan tauhid ibadah dan tauhid al-qaṣd waṭṭalab. Tauhid ulūhiyyah ialah mengesakan Allah Ta’ālā dalam perbuatan para hamba. Atau bisa juga dikatakan, yaitu mengesakan Allah dalam perbuatan para hamba yang Dia perintahkan serta syariatkan agar mereka beribadah dengannya, seperti berdoa, berkurban, bernazar, memohon bantuan dan pertolongan, dan berbagai macam ibadah lainnya, karena hanya Dia semata yang berhak untuk disembah. Tauhid ini dibangun di atas pemurnian amal seluruhnya hanya untuk Allah semata tanpa yang lain, baik amal tersebut merupakan amalan hati atau amalan anggota badan. Tauhid jenis ini merupakan objek dakwah para rasul dari yang paling pertama sampai yang terkhir.