الوكيل
كلمة (الوكيل) في اللغة صفة مشبهة على وزن (فعيل) بمعنى (مفعول) أي:...
Dahulu Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- biasa berkata kepada seseorang yang hendak melakukan sebuah perjalanan, “Kemarilah, aku akan lepas kepergianmu sebagaimana Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melepas kami." Lalu dia berkata, “Aku titipkan kepada Allah (pemeliharaan) agamamu, amanahmu dan akhir penutup amalmu." Dan dari Abdullah bin Yazid Al Khaṭmi -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, “Dahulu apabila Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- hendak melepas keberangkatan pasukan, maka beliau berdoa, “Aku titipkan kepada Allah (pemeliharaan) agama kalian, amanah dan akhir penutup amal kalian."
Dahulu Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- biasa berkata kepada orang yang hendak melakukan safar, “Kemarilah, aku akan lepas kepergianmu sebagaimana Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melepas kami. Ini adalah penjelasan dari Ibnu Umar tentang kesempurnaan tekad para sahabat -raḍiyallāhu 'anhum- dalam mengikuti petunjuk Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Perkataannya, "iża wada'a rajulan" yakni apabila ia melepas seseorang yang hendak melakukan suatu perjalanan. "Akhaża biyadihi, falā yada'uhā", ia memegang tangannya dan tidak melepaskannya. Ini disebutkan dalam beberapa riwayat lain, yakni ia tidak melepaskan tangan orang tersebut karena sangat tawadu serta ungkapan rasa cinta dan kasih sayang. Dan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, yakni kepada orang yang akan bepergian, "Astaudi'ullāha dīnaka", Aku titipkan kepada Allah agamamu, yakni aku memohon penjagaan dan meminta kepada-Nya agar menjaga agamamu. "Wa amānataka", yakni menjaga amanahmu. Dan itu mencakup semua yang diamanahkan kepada seseorang berupa hak-hak orang lain dan hak-hak Allah dalam berbagai bentuk taklif (perintah dan larangan). Dalam melakukan perjalanan, seseorang tidak mungkin terbebas dari kesibukan dengan apa yang ia butuhkan dari menerima, memberi serta berinteraksi dengan orang lain, maka beliau mendoakannya agar bisa menjaga amanah serta terhindar dari berkhianat. Kemudian jika ia kembali kepada keluarganya, ia aman dari apa yang dapat merusak agama dan dunianya. Ini juga merupakan petunjuk dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ketika hendak melepas pasukan yang berangkat untuk berperang di jalan Allah. Beliau melepas mereka dengan doa tersebut agar mereka semua mendapatkan taufik dan kemenangan atas musuh, serta penjagaan untuk dapat menunaikan kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan dalam berperang.