القادر
كلمة (القادر) في اللغة اسم فاعل من القدرة، أو من التقدير، واسم...
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Seorang lelaki datang kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu berkata,"Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku pergauli dengan baik?" Beliau bersabda, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Lalu siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Nabi bersabda, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Lalu siapa?" Beliau bersabda, "Bapakmu." Muttafaq 'alaih. Dalam riwayat lain disebutkan, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang lebih berhak aku pergauli dengan baik?" Beliau menjawab, "Ibumu, lalu ibumu, lalu ibumu, lalu bapakmu. Lalu orang yang terdekat denganmu, dan yang terdekat denganmu."
Hadis ini menunjukkan bahwa masing-masing dari kedua orang tua memiliki hak untuk mendapatkan pergaulan yang baik dan perhatian yang sempurna terhadap berbagai urusannya, "Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan cara makruf." Hanya saja, hak ibu beberapa derajat di atas hak bapak. Sebab, hak bapak tidak disebutkan kecuali setelah memberikan penegasan yang sempurna mengenai hak ibu dengan menyebutnya tiga kali. Derajat ibu menjadi lebih tinggi dari derajat seorang ayah, padahal kedua-duanya sekutu (partner) dalam mendidik anak. Sang bapak dengan harta dan perhatiannya, dan seorang ibu dengan pelayanannya dalam memberikan makanan, minuman, pakaian, kasur dan sebagainya. Juga karena seorang ibu menderita kepayahan memelihara anaknya yang tidak pernah dirasakan seorang bapak. Ibu mengandungnya sembilan bulan dengan kelemahan di atas kelemahan, keletihan di atas keletihan, dan ia pun melahirkannya dengan susah payah. Kematian hampir saja menyambarnya karena kesusahan yang dideritanya. Demikian juga seorang ibu menyusui anaknya selama dua tahun sambil begadang demi kenyamanan anaknya dan bekerja untuk kemaslahatannya, meskipun rasa pedih tetap ada padanya dalam menjalankan semua itu. Karena itu, wahyu berbicara, "Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan." Engkau lihat Allah memerintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Allah tidak menyebutkan sebab-sebab kecuali apa yang diderita oleh seorang ibu sebagai isyarat besarnya hak ibu. Di antara etika mempergauli kedua orang tua dengan baik yaitu memberi mereka nafkah berupa makanan, minuman, tempat tinggal dan pakaian serta berbagai kebutuhan hidup lainnya, jika keduanya membutuhkannya. Bahkan, jika keduanya ada dalam kehidupan yang minim atau pertengahan, sedangkan engkau hidup nyaman dan sejahtera, maka angkatlah keduanya ke derajat kehidupanmu atau lebih. Sesungguhnya itu adalah bentuk berbuat baik dalam mempergauli keduanya. Ingatlah apa yang dilakukan Yusuf terhadap kedua orang tuanya saat dirinya sudah diberi kekuasaan, ia mengangkat mereka ke atas singgasananya setelah membawa mereka dari perkampungan. Di antara pergaulan yang baik, bahkan penghimpun semua urusan ialah sebagaimana yang disebutkan oleh Allah dengan firman-Nya, "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkahlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil." Cegahlah lisan yang buruk dari keduanya, jauhkanlah keduanya dari berbagai gangguan, lembutkanlah ucapanmu kepada keduanya, rendahkanlah dirimu terhadap keduanya, tundukkanlah dirimu untuk mentaatinya, basahilah lidahmu dengan doa bagi keduanya dari sanubari hatimu dan relung jiwamu, serta ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil" Jangan lupa untuk menambah perhatian terhadap ibu sebagai implementasi dari isyarat wahyu dan penyesuaian (adaptasi) dengan logika hadis.