الطيب
كلمة الطيب في اللغة صيغة مبالغة من الطيب الذي هو عكس الخبث، واسم...
Sekte yang meyakini bahwa hamba dipaksa melakukan perbuatan-perbuatan mereka, dan mereka tidak memiliki pilihan serta kemampuan.
Al-Jabriyyah (Jabariyah) adalah sekte yang berlebih-lebihan dalam menetapkan takdir, hingga meniadakan kemampuan dan pilihan dari hamba. Di antara keyakinan mereka adalah: 1. Berpendapat bahwa manusia itu dikendalikan, bukan diberi pilihan. 2. Berdalil dengan takdir dalam memperbuat berbagai kemaksiatan dan dosa; karena semua yang ada di semesta adalah diinginkan dan dikehendaki Allah. Sekte Jabariyah terbagi dua: 1. Jabariyah murni (ekstrem). Yaitu sekte yang sama sekali tidak menetapkan perbuatan dan kemampuan untuk berbuat bagi hamba, seperti sekte Jahmiyah dan yang semacam mereka. 2. Jabariyah moderat. Yaitu, orang-orang yang menetapkan kemampuan bagi manusia, hanya saja kemampuan itu tidak berpengaruh, dan menyandarkan perbuatan pada hamba dalam konteks usaha dan pelaku secara langsung seperti sekte Asy'ariyah. Mereka menetapkan kemampuan dan kehendak bagi manusia, tetapi perbuatan tidak terjadi disebabkan oleh kedua hal tersebut. Jabriyah adalah paham batil yang sangat jelas kebatilannya. Sesungguhnya hamba itu diberi pilihan terkait perbuatan-perbuatannya yang diciptakan Allah -Ta’ālā-. Hamba itu pelaku secara hakiki; sebab Allah telah menciptakan keinginan dan kekuatan dalam diri mereka. Dengan demikian, perbuatan hamba juga ciptaan Allah -Subḥānahu-.
Dinisbahkan kepada kata al-jabr, yang artinya memaksa dan mendesak. Dikatakan, "Jabarahu 'alā asy-syai`, yajburuhu, jabran", artinya ia memaksanya melakukan sesuatu. Lawan kata al-jabr adalah at-takhyīr (memberi pilihan).
رمضانُ شهرُ الانتصاراتِ الإسلاميةِ العظيمةِ، والفتوحاتِ الخالدةِ في قديمِ التاريخِ وحديثِهِ.
ومنْ أعظمِ تلكَ الفتوحاتِ: فتحُ مكةَ، وكان في العشرينَ من شهرِ رمضانَ في العامِ الثامنِ منَ الهجرةِ المُشَرّفةِ.
فِي هذهِ الغزوةِ دخلَ رسولُ اللهِ صلّى اللهُ عليهِ وسلمَ مكةَ في جيشٍ قِوامُه عشرةُ آلافِ مقاتلٍ، على إثْرِ نقضِ قريشٍ للعهدِ الذي أُبرمَ بينها وبينَهُ في صُلحِ الحُدَيْبِيَةِ، وبعدَ دخولِهِ مكةَ أخذَ صلىَ اللهُ عليهِ وسلمَ يطوفُ بالكعبةِ المُشرفةِ، ويَطعنُ الأصنامَ التي كانتْ حولَها بقَوسٍ في يدِهِ، وهوَ يُرددُ: «جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا» (81)الإسراء، وأمرَ بتلكَ الأصنامِ فكُسِرَتْ، ولما رأى الرسولُ صناديدَ قريشٍ وقدْ طأطأوا رؤوسَهمْ ذُلاً وانكساراً سألهُم " ما تظنونَ أني فاعلٌ بكُم؟" قالوا: "خيراً، أخٌ كريمٌ وابنُ أخٍ كريمٍ"، فأعلنَ جوهرَ الرسالةِ المحمديةِ، رسالةِ الرأفةِ والرحمةِ، والعفوِ عندَ المَقدُرَةِ، بقولِه:" اليومَ أقولُ لكمْ ما قالَ أخِي يوسفُ من قبلُ: "لا تثريبَ عليكمْ اليومَ يغفرُ اللهُ لكمْ، وهو أرحمُ الراحمينْ، اذهبوا فأنتمُ الطُلَقَاءُ".