القابض
كلمة (القابض) في اللغة اسم فاعل من القَبْض، وهو أخذ الشيء، وهو ضد...
Melakukan amar makruf dan nahi mungkar dengan lembut dan bijaksana.
Mudārāh ialah mencegah kerusakan dan keburukan dengan ucapan yang lembut dan tidak kasar, atau membiarkan pelaku keburukan apabila dikhawatirkan tindakan buruknya atau terjadi sesuatu yang lebih besar dari apa yang dilakukanya. Pendapat yang lain, mudārāh ialah santun dan lembut dalam bergaul dengan orang lain demi menyampaikan kebaikan kepada mereka dan mengembalikan mereka dari kebatilan. Ini mencakup mengajar orang yang jahil dengan lembut, mendakwahi orang kafir dengan halus terlebih jika dia perlu ditarik hatinya, memberi bimbingan kepada orang fasik ketika melarang dan mengingkari kefasikannya dengan ucapan lembut dan bijaksana seperti kalimat yang baik, juga dengan perbuatan lembut dan bijaksana seperti memberi hadiah kepada pelaku maksiat di samping tidak keras dan kasar kepada mereka. Ini termasuk akhlak baik orang mukmin dan salah satu sunah para rasul dan nabi bersama para pengikutnya, dan merupakan sarana yang bagus dalam berdakwah kepada Allah dan mencegah keburukan orang lain. Juga merupakan sebab persatuan dan saling cinta. Sikap mudārāh dapat dilakukan dengan siapa saja, di antaranya orang kafir, hakim yang zalim, pelaku maksiat, antara suami-istri, orang sakit, dan yang lainnya.
Sikap lembut dan halus. Dikatakan, "Dārā fulānan yudārīhi mudārātan" artinya bersikap lembut dan halus kepadanya. Asal arti mudārāh ialah menolak. Dari sini sikap halus dan lembut dinamakan mudārāh karena dengan cara tersebut dia menolak keburukan dari dirinya.