الباسط
كلمة (الباسط) في اللغة اسم فاعل من البسط، وهو النشر والمدّ، وهو...
Dari Anas -raḍiyallāhu 'anhu- ia berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertolak bersama para sahabatnya hingga mereka mendahului orang-orang musyrikin ke Badar, lalu datanglah orang-orang musyrikin. Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidak boleh ada seorang pun dari kalian yang mengambil keputusan hingga aku berada di depannya." Tiba-tiba orang-orang musyrikin mendekat. Lantas Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Berdirilah kalian menuju surga seluas langit dan bumi." Anas berkata, "Umair bin Al-Ḥumām Al-Anṣāri -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, 'Wahai Rasulullah, surga seluas langit dan bumi?' Beliau bersabda, 'Ya.' Ia berkata, 'Hebat, hebat.' Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, 'Apa yang mendorongmu untuk mengucapkan hebat, hebat?' Ia menjawab, 'Tidak, demi Allah, wahai Rasulullah, selain harapan agar aku menjadi bagian dari penghuninya.' Beliau bersabda, 'Engkau termasuk penghuninya.' Lantas dia mengeluarkan beberapa kurma dari kantongnya lalu makan sebagiannya. Kemudian dia berkata, 'Seandainya aku masih hidup hingga aku makan kurma ini, sesungguhnya itu merupakan kehidupan yang panjang.' Lantas dia melemparkan kurma yang ada padanya lalu memerangi mereka (musuh) hingga gugur."
Anas -raḍiyallāhu 'anhu- mengabarkan bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- keluar bersama para sahabatnya dari Madinah untuk menemui kafilah Abu Sufyān yang datang dari Syām hendak ke Makkah. Mereka tidak keluar untuk berperang, tetapi Allah menghimpun antara mereka dengan musuhnya tanpa ada perjanjian. Karena itu banyak sahabat yang tidak mengikuti pertempuran ini dan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tidak mencela seorang pun dari mereka. Lantas Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertolak kemudian singgah di Badar sebelum orang-orang kafir Quraisy menyinggahinya, dan beliau mengambil posisi di sana. Selanjutnya datanglah orang-orang kafir Quraisy. Lantas Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidak boleh ada seorang pun dari kalian maju sampai aku sendiri berada di depannya." Artinya bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melarang mereka untuk maju sehingga beliau sendiri -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menjadi yang paling dekat kepadanya daripada mereka, agar tidak luput sesuatu pun dari kemaslahatan yang tidak mereka ketahui. Selanjutnya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Berdirilah menuju surga seluas langit dan bumi." Yakni bersegeralah dan janganlah kalian terlambat mengorbankan ruh-ruh kalian di jalan Allah. Sebab, kesudahan itu adalah surga seluas langit dan bumi. Ini merupakan dorongan dan motivasi bagi mereka untuk memerangi orang-orang kafir. Ia (perawi) berkata, "Umair bin Al-Ḥumām Al-Anṣāri -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Wahai Rasulullah, surga seluas langit dan bumi?" Beliau menjawab, "Ya." Ia berkata, "Hebat, hebat." Maksudnya membesarkan urusan tersebut dan mengagungkannya. Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Apa yang mendorongmu mengucapkan hebat, hebat?" Yakni, apa motivasimu mengucapkan kata tersebut, apakah karena ketakutan?" Ia menjawab, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah selain harapan agar aku menjadi bagian dari penghuninya." Yakni, yang membuatku mengucapkan kata-kata itu karena orientasiku untuk masuk surga. Beliau bersabda, "Engkau termasuk penghuninya." Ini merupakan kabar gembira dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk para sahabatnya supaya menjadi motivasi bagi mereka dan mencurahkan usaha dalam bekerja. Selanjutnya ketika Umair bin Al-Ḥumām -raḍiyallāhu 'anhu- mendengar kabar gembira dari orang yang jujur dan terpercaya, yang tidak berbicara dari hawa nafsu, ia pun mengeluarkan beberapa kurma dari Qarannya. "Qaran" adalah sesuatu yang biasanya dijadikan tempat untuk menyimpan makanan dan dibawa oleh mujahid lalu dia makan. Selanjutnya dia --raḍiyallāhu 'anhu-- merasa kehidupan ini terlalu panjang, dan berkata, "Seandainya aku masih hidup hingga makan beberapa kurma ini, sungguh itu merupakan kehidupan yang panjang." Lantas dia melemparkan kurma yang ada padanya lalu maju berperang hingga dia -raḍiyallāhu 'anhu- gugur.