السبوح
كلمة (سُبُّوح) في اللغة صيغة مبالغة على وزن (فُعُّول) من التسبيح،...
Dari Abdullah bin Amru -raḍiyallāhu 'anhuma-, sampai kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, "Para penyayang disayangi oleh Yang Maha Pengasih. Sayangilah penghuni bumi, niscaya yang di langit menyayangi kalian."
"Ar-Rāḥimūn" adalah orang-orang yang menyayangi siapa saja yang ada di muka bumi dari manusia dan hewan terhormat dengan kasih sayang, kebajikan, dan simpati. "Niscaya Yang Maha Pengasih menyayanginya," dari kata rahmat yang sudah dipahami, di antaranya dengan berbuat baik kepada mereka dan mengutamakan mereka. Dan balasan itu sesuai dengan jenis amal. "Sayangilah siapa yang ada di bumi", kata ini menggunakan bentuk umum agar mencakup semua jenis makhluk sehingga dia menyayangi orang baik, orang jahat, binatang liar dan burung. "Niscaya yang dilangit menyayangi kalian", yakni, Allah yang ada di langit akan menyayangi kalian. Tidak boleh ditakwilkan bahwa yang dimaksud dengan yang ada di langit adalah malaikat-Nya dan selainnya. Sebab, kemahatinggian Allah atas makhluk-Nya ditetapkan dalam Alquran dan sunah serta ijma' umat (kaum Muslimin). Ucapan kita, "Allah di langit" tidak bermakna bahwa langit meliputi-Nya dan Dia berada di dalamnya. Maha Tinggi Allah dari itu, tetapi "Fi (di dalam)" artinya " 'Alā (di atas)", maksudnya di atas langit dalam posisi tinggi dari seluruh makhluk-Nya.