شرح الحديث :

Umar -raḍiyallāhu 'anhu- mengabarkan dalam hadis ini, "Sesungguhnya mereka dilarang untuk memaksakan diri." Yang melarang dalam hadis ini adalah Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Jika para sahabat berkata, "Kami dilarang," maka ini memiliki hukum Rafa' (disandarkan kepada Rasulullah), yakni, seakan-akan ia mengatakan, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melarang kami untuk memaksakan diri." At-Takalluf adalah perbuatan dan ucapan tidak berguna yang dikerjakan dengan susah payah. Contoh ucapan: banyak bertanya dan mencari sesuatu yang samar yang tidak harus diselidiki, dan mengambil makna literal dari syariat serta menerima apa yang dibawanya. Dari Anas -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Kami sedang bersama Umar. Ia mengenakan pakaian yang di bagian punggungnya terdapat empat tambalan, lalu ia membaca, "Dan buah-buahan serta Al-Abb (rerumputan). " Ia berkata, "Buah-buahan sudah kami ketahui, lantas apa yang dimaksud dengan Al-Abb?" Lalu ia berkata lagi, "Kami diperintahkan untuk tidak menyusahkan diri." Adapun perbuatan, contohnya: ada tamu datang kepada seseorang lalu ia memaksakan dirinya untuk menjamunya dengan melakukan sesuatu yang membuatnya jatuh dalam kesulitan. Bahkan mungkin saja hal ini mendorongnya untuk berutang dan terkadang tidak mendapatkan sesuatu untuk membayar hutangnya sehingga ia menimpakan bahaya kepada dirinya di dunia dan akhirat. Seyogyanya seorang muslim tidak memaksakan diri dalam segala urusan, tetapi ia harus menjadikan segala urusan pertengahan sebagaimana tauladan Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Beliau tidak mengekang harta yang ada dan tidak memaksakan diri mencari sesuatu yang tidak ada.

ترجمة هذا الحديث متوفرة باللغات التالية

العربية الإنجليزية الفرنسية الإسبانية التركية الأردية البوسنية الروسية البنغالية الصينية الفارسية