البحث

عبارات مقترحة:

الواحد

كلمة (الواحد) في اللغة لها معنيان، أحدهما: أول العدد، والثاني:...

الرقيب

كلمة (الرقيب) في اللغة صفة مشبهة على وزن (فعيل) بمعنى (فاعل) أي:...

الأكرم

اسمُ (الأكرم) على وزن (أفعل)، مِن الكَرَم، وهو اسمٌ من أسماء الله...

Al-Lafẓiyyah
(اللّفْظِيَّة)


من موسوعة المصطلحات الإسلامية

المعنى الاصطلاحي

Golongan ahli kalam yang mengatakan “Pelafalan (Bacaan) Alquran dari kita adalah makhluk”, maksud mereka bahwa Alquran itu makhluk.

الشرح المختصر

Orang yang pertama kali berbicara masalah lafal ialah Husain al-Karabisī beserta muridnya Daud al-Aṣbahanī pada masa Imam Ahmad. Kedua orang inilah yang mengatakan, "Bacaan Alquran kita adalah makhluk." Mereka dikenal dengan sekte Lafẓiyyah, sedangkan ulama salaf mengategorikan mereka ke dalam sekte Jahmiyyah. Para ulama salaf membagi sekte Jahmiyyah menjadi tiga: 1) Sekte yang mengatakan Alquran makhluk, 2) Sekte Lafẓīyah yang mengatakan bacaan Alquran kita makhluk, dan 3) Sekte Wāqifah yang tidak mengatakan Alquran makhluk dan tidak juga bukan makhluk. Di antara pokok (akidah) Ahlussunnah bahwa Alquran adalah kalamullah, wahyu yang Dia turunkan dengan lafal dan maknanya. Jadi Kalamullah bukan hanya dengan lafanya tanpa makna, dan juga bukan makna saja tanpa lafal; bahwa orang yang mengatakan bacaan Alquranku makhluk adalah orang Jahmiyyah, dan yang mengatakannya bukan makhluk adalah orang bidah, karena lafal adalah gabungan antara perbuatan melafalkan yang merupakan perbuatan hamba dengan yang dilafalkan yang merupakan ucapan. Atas dasar ini, para ulama melarang pemakaian secara mutlak ungkapan "bacaan Alquranku makhluk”, baik dinafikan maupun ditetapkan, karena ucapan ini mengandung makna yang batil. Sebab ucapan Anda "Bacaan Alquranku makhluk", masuk dalam ucapan tersebut perbuatan orang yang melafalkan, yaitu gerakan lisannya dan suaranya, dan ini benar. Juga masuk apa yang dilafalkan, yaitu kalamullah yang tersusun dari huruf-huruf yang diucapkan, didengar, dan dipahami, dan ini batil. Sedangkan ucapan Anda "Baca Alquranku bukan makhluk”, masuk dalam ucapan tersebut perbuatan orang yang melafalkan, dan ini batil karena semua perbuatan hamba adalah makhluk ciptaan Allah Ta'ālā, juga masuk di dalamnya apa yang dilafalkan, yaitu kalamullah Ta'ālā, dan ini benar karena kalamullah Ta'ālā bukan makhluk, huruf berikut maknanya. Untuk itu, yang tepat ialah dirinci. Jika maksudnya yang dilafalkan, berarti itu kalamullah, bukan makhluk, tetapi jika maksudnya gerakan lisan dan tenggorokan serta suara hamba, maka itu makhluk. Suara ialah suara orang yang baca, sedangkan kalamnya adalah kalam Allah Yang Maha Pencipta. Ucapan dinisbahkan kepada orang yang mengucapkannya pertama kali, bukan kepada orang yang menyampaikan.

التعريف اللغوي المختصر

Bentuk istilah yang dinisbahkan kepada kata al-lafẓu, artinya berkata dan berbicara. Dikatakan, "Lafaẓa asy-syakhṣu bi al-kalām wa talaffaẓa" artinya berkata, berbicara. Asal arti al-lafẓu ialah melempar, membuang, dan mengeluarkan. Juga bermakna perkataan dan ucapan.