البر
البِرُّ في اللغة معناه الإحسان، و(البَرُّ) صفةٌ منه، وهو اسمٌ من...
Dari Abu Al-Faḍl Al-‘Abbās bin ‘Abdul Muṭṭalib -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Aku berkata, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang aku minta kepada Allah -Ta'ālā-". Beliau menjawab, "Mintalah al-'āfiyah (keselamatan) kepada Allah." Lalu aku tinggal selama beberapa hari, kemudian menemui beliau lagi, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah aku sesuatu yang aku minta kepada Allah -Ta'ālā-." Beliau berkata kepadaku, "Wahai ‘Abbās, wahai paman Rasulullah, mintalah al-'āfiyah kepada Allah di dunia dan akhirat.”
Hadis ini termasuk Jawāmi’ al-Kalim yang diucapkan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Paman beliau, Abbās -raḍiyallāhu 'anhu- meminta diajarkan sebuah doa. Maka beliaupun mengajarkan kepadanya sebuah doa berupa ungkapan yang singkat, sangat ringkas namun maknanya sangat dalam, mencakup kebaikan dunia dan akhirat. Kata “syai an” (sesuatu) digunakan dalam bentuk nakirah untuk mengagungkan perkara ini; karena yang dimaksudkan adalah sesuatu yang ringan diucapkan dalam meminta kepada Allah, tidak memberatkan (susah untuk dihafalkan), namun besar pahalanya. Maka Nabi bersabda, “Mintalah al-‘āfiyah kepada Allah!” Tidak diikatnya kata al-‘āfiyah (keselamatan) dengan apapun, menjadikan kata ini bersifat umum sehingga meliputi keselamatan dari segala bentuk keburukan di dunia dan akhirat.