البحث

عبارات مقترحة:

الحق

كلمة (الحَقِّ) في اللغة تعني: الشيءَ الموجود حقيقةً.و(الحَقُّ)...

الأكرم

اسمُ (الأكرم) على وزن (أفعل)، مِن الكَرَم، وهو اسمٌ من أسماء الله...

المتعالي

كلمة المتعالي في اللغة اسم فاعل من الفعل (تعالى)، واسم الله...

Dari Ziyād bin Al-Hāriṡ aṣ-Ṣudā`i -raḍiyallāhu 'anhu- ia berkata, "Ketika pertama kali azan Subuh akan dikumandangkan, Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahku dan akupun mengumandangkan azan. Setelah itu aku bertanya, "Apakah aku kumandangkan ikamah wahai Rasulullah?" Maka beliau memandang ke arah timur, arah munculnya fajar dan beliau bersabda, "Jangan!" Sehingga ketika fajar benar-benar menyingsing dan nampak di cakrawala, maka beliau datang dan berwudu. Para sahabat pun datang berturut-turut mengikuti beliau dan Bilal hendak mengumandangkan ikamah. Lantas Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepadanya, "Sesungguhnya saudara dari Ṣudā` yang mengumandangkan azan. Dan siapa yang mengumandangkan azan, maka dialah yang mengumandangkan ikamah." Aṣ-Ṣudā`i -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, "Maka akupun mengumandangkan ikamah."

شرح الحديث :

Hadis ini menjelaskan bahwa orang yang mengumandangkan azan lebih berhak mengumandangkan ikamah. Hadis ini juga menjelaskan bahwa imam berhak menentukan waktu ikamah. Tetapi hadis ini statusnya daif. Sehingga walaupun seseorang mengumandangkan ikamah padahal dia bukan yang mengumandangkan azan, maka itu hukumnya boleh. Namun, jika suatu masjid telah memiliki muazin dan imam yang tetap, maka siapapun tidak boleh menyela tugas keduanya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah, "Seseorang tidak boleh mengimami orang lain yang memiliki kekuasaan atasnya dan juga tidak boleh duduk di rumahnya kecuali atas izinnya." (HR. Muslim)


ترجمة هذا الحديث متوفرة باللغات التالية