الأدعية المأثورة
Dari 'Imrān bin Ḥuṣain al-Khuza'i -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengajarkan bapaknya, Ḥuṣain, dua kalimat digunakan untuk berdoa, "Ya Allah! Ilhamkan kepadaku kerasionalanku, dan bantu aku melawan keburukan jiwaku."  
عن عِمْرَانَ بن الحُصَينِ -رضي الله عنهما- أنَّ النبيّ -صلى الله عليه وسلم- عَلَّمَ أبَاهُ حُصَيْنًا كَلِمَتَيْنِ يَدْعُو بهما: «اللهم ألهمني رُشْدِي، وَأَعِذْنِي من شر نفسي».

شرح الحديث :


Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengajarkan Ḥuṣain -raḍiyallāhu 'anhu- doa ini, yang mana mengindikasikan betapa pentingnya doa ini. Nabi menyuruhnya mengucapkan, 'Allahumma alhimni rusydi...' Rusyd adalah kesempurnaan petunjuk dan kebaikan. Siapa yang diberi Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- rusyd, maka dia telah mendapat taufik seluruh kebaikan dan selamat dari setiap kemaksiatan yang membinasakan. Sebagaimana firman Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā-, "Akan tetapi Allah menjadikan kalian cinta keimanan dan menghiasinya di dalam hati kalian dan menjadikan kalian benci kepada kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan. Merekalah ar-Rasyidun (orang-orang yang mendapat petunjuk). Ketika Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- hendak menggabungkan dalam doa ini antara terwujudnya maksud dan hilangnya penghalang; dimana penghalang di sini adalah jiwa yang menuntun pada keburukan, Nabi memerintahkan untuk mengucapkan, '...dan lindungi aku dari keburukan jiwaku…' Karena seorang hamba yang mendapat taufik rusyd (kematangan berfikir), bisa jadi jiwanya tertutup atau membuatnya tidak suka amal kebaikan. Disinilah (rahasianya) mengapa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahkannya pada kita untuk meminta perlindungan dari keburukan jiwa, agar hamba itu dapat merasakan nikmat taat kepada Tuhannya dan menerima kebaikan dengan hati yang tenang dan jiwa yang lapang.  

ترجمة نص هذا الحديث متوفرة باللغات التالية