الأول
(الأوَّل) كلمةٌ تدل على الترتيب، وهو اسمٌ من أسماء الله الحسنى،...
Dari Abdullah bin Amru bin Al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhuma-, ia mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya hati anak-anak Adam itu seluruhnya ada di antara dua jari-jari Allah Yang Maha Pengasih seperti satu hati. Dia memalingkannya ke arah yang dikehendaki-Nya." Selanjutnya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ya Allah, Żat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami atas ketaatan-Mu."
Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan bahwa Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- memalingkan hati hamba-hamba-Nya dan lainnya kepada apa yang dikehendaki-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang mencegah-Nya dari itu dan tidak ada sesuatu pun yang luput dari apa yang dikehendaki-Nya. Hati manusia seluruhnya di antara jari-jari Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā-. Dia mengarahkannya kepada apa yang dikehendaki-Nya atas hamba sesuai dengan takdir yang telah ditetapkan Allah untuknya. Selanjutnya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berdoa,"Ya Allah, Żat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami dalam ketaatan-Mu." Yakni, wahai Żat yang membolak-balikkan hati dan mengarahkannya ke mana saja yang dikehendaki-Nya, arahkanlah hati kami kepada ketaatan-Mu dan teguhkan hati kami dalam ketaatan ini. Di sini tidak boleh menakwilkan jari-jari kepada makna kekuatan, kemampuan dan sebagainya. Tetapi harus menetapkannya sebagai salah satu sifat Allah -Ta'ālā- tanpa taḥrīf (merekayasa perubahan), ta'ṭīl (pengosongan) dan tanpa takyīf (mempertanyakan kaifiyatnya), dan tanpa tamṡīl (menyerupakannya).